PPIDK ASIANIA

SEJARAH PPIDK ASIA-OSEANIA

Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) lahir di Konferensi International Pelajar Indonesia (KIPI) yang diadakan di kampus University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia pada 9 September 2007. Saat itu belum ada koordinator secara perorangan, namun cikal bakal PPI Dunia lahir dari sini. Berbicara mengenai sejarah Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) secara umum terbagi menjadi beberapa tahapan:

Temu ilmiah International mahasiswa Indonesia (TIIMI) pada 11 September 2004 di London, United Kingdom menjadi gerakan awal lahirnya cita-cita membangun jaringan Perhimpunan Pelajar Indonesia di seluruh dunia, TIIMI menghasilkan suatu manifesto yang dikenal dengan “Tekad London 2004” dengan beberapa representasi PPI Negara sebagai pendeklarator seperti: PPI UK, PPI Perancis, Permika Kanda, Perpika Korea, PPI India, PPI Malaysia, PPI Australia dan PPI New Zealand. Pada saat itu disepakati sebuah forum organisasi mahasiswa Indonesia se-dunia dalam rangka untuk mewujudkan suatu komunitas ilmiah yang bertanggung jawab secara moral dan intelektual terhadap kemajuan bangsa dan Negara dalam menghadapi tantangan domestik dan global. Forum tersebut dinamai dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Internasional (PPI Internasional).

Pada September 2007 PPI Australia mengadakan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) dengan tema “Membangun Daya Saing Bangsa: Pulang atau Mengabdi dari Jauh”. Dibuka oleh Menpora Adiyaksa Dault dan ditutup oleh Menteri Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar. Dalam pertemuan ini 13 makalah riset mahasiswa yang terkait dengan tema utama konferensi dipresentasikan dan diskusikan untuk melihat bagaimana dan sejauh apa fenomena brain drain diaspora berdampak terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara serta bagaimana merumuskan paham nasionalisme baru yang lebih relevan dan kontekstual dengan kondisi kekinian. Sehingga dibentuklah jaringan global komunitas Indonesia di luar negeri, PPI Dunia yang saat pendeklarasian dilakukan oleh tujuh PPI Negara (Australia, India, Malaysia, Italia, Mesir, Belanda dan Jepang). Pada 9 September 2007 forum organisasi mahasiswa Indonesia se-dunia dikuhkan menjadi Overseas Indonesian Students’ Association Alliance (OISAA) atau yang lebih dikenal dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) se-Dunia.

PPI Dunia terus bergerak menjadi sebuah aliansi yang memberikan kontribusi untuk Indonesia di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, aliansi ini kemudian membuat sebuah Simposium yang merupakan permusyawaratan tertinggi dari aliansi PPI se-Dunia yang dikenal dengan Simposium Internasional (SI) PPI se-Dunia. SI PPI Dunia Den-Haag (Belanda) pada 3-5 Juli 2009 merupakan SI pertama yang diadakan oleh aliansi PPI se-Dunia, pada SI ini hadir representasi 29 PPI yang didukung oleh 35 PPI di seluruh Dunia. Pada SI Belanda ini juga lahir Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) yang merupakan wadah mempersatukan ilmuwan Indonesia yang berada di luar negeri.

Organisasi yang diinisiasi sejak 2007, baru dapat dikatakan terbentuk keorganisasiannya pada tahun 2010, kala pelaksanaan Simposium Internasional PPI Dunia dilaksanakan di KBRI London pada tanggal 24 Oktober 2010. Sebanyak 6 orang pimpinan sidang kala itu (Victoria Sabon (Perwakilan Eropa Timur), Andrew Sutedja (Perwakilan Eropa Barat), Febry H.J. Dien (Perwakilan Asia Oseania), Ananda Setya Ivananto (Perwakilan Asia), dan Dadan Maulia Darmawan (Perwakilan Afrika) serta setelah rapat saat itu forum sepakat untuk menambahkan Wikan Danar Sunindy agar menjadi ganjil (7 orang), perwakilan tersebut sepakat menandatangani Deklarasi Aliansi Pelajar Indonesia se-Dunia atas nama seluruh peserta yang hadir.

Setelah itu, Simposium PPI Dunia diadakan di Malaysia pada Februari 2012. Saat itu disepakati untuk pembagian wilayah per kawasan yaitu Asia-Oseania, Amerika-Eropa, dan Timur Tengah-Afrika. Latar belakang pembagian wilayah tersebut diantaranya adalah banyaknya PPI Negara yg memiliki keterbatasan untuk hadir di simposium maka dengan ada koordinator kawasan bisa membawa aspirasi PPI Negara yang berhalangan hadir, sinergi PPI sekawasan dalam kegiatan dan gerakkan karena daerah yang berdekatan, culture pendidikan yang berbeda antar kawasan, membantu kawan-kawan PPI yang  tidak ada PPI negara atau yang belum terbentuk untuk dibentuk ke level Negara, dan meningkatkan daya tawar dan peran PPI Negara se-kawasan.

Dapat disimpulkan bahwa PPI se-Dunia sudah berhasil melaksanakan 14 kali Simposium Internasional (SI) sebagai permusyawaratan tertinggi dari aliansi PPI se-Dunia:

 2009 :    Simposium Internasional Den-Haag, Belanda.
 2010 :    Simposium Internasional London, United Kingdom.
 2012 :    Simposium Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
 2012 :    Simposium Internasional New Delhi, India.
 2013 :    Simposium Internasional Bangkok, Thailand.
 2014 :    Simposium Internasional Tokyo, Jepang.
 2015 :    Simposium Internasional Singapura, Singapura.
 2016 :    Simposium Internasional Kairo, Mesir.
 2017 :    Simposium Internasional Warwick, United Kingdom.
 2018 :    Simposium Internasional Moskow, Rusia.
 2019 :    Simposium Internasional Johor Bahru, Malaysia.

 2020 :    Simposium Internasional Guangzhou, Tiongkok (Online).

 2021 :    Simposium Internasional Jakarta, Indonesia (Hybrid).

 2022 :    Simposium Internasional Jakarta, Indonesia.

Begitupula dengan Koordinator PPI se-Dunia yang silih berganti melanjutkan estafet kepemimpinan:

  1. Koordinator PPI Dunia Pertama: Febry H.J Dien (PPI Australia) terpilih pada SI UK 2010.
  2. Koordinator PPI Dunia Kedua: Zulham Effendi (PPI Malaysia) terpilih pada SI Malaysia 2012.
  3. Koordinator PPI Dunia Ketiga: Pan Mohammad Faiz (PPI Australia) terpilih pada SI Thailand 2013.
  4. Koordinator PPI Dunia Keempat: Ahmad Almaududdy Amri (PPI Australia) terpilih pada SI Jepang 2014.
  5. Koordinator PPI Dunia Kelima: Steven Gunthur (Permira Rusia) terpilih pada SI Singapura 2015.
  6. Koordinator PPI Dunia Keenam: Intan Irani Puspita Santi (PPI Italia) terpilih pada SI Mesir 2016.
  7. Koordinator PPI Dunia Ketujuh: Pandu Utama Manggala (PPI Jepang) terpilih pada SI UK 2017.
  8. Koordinator PPI Dunia Kedelapan: Fadjar Mulya (Permitha Thailand) terpilih pada SI Rusia 2018.
  9. Koordinator PPI Dunia Kesembilan: Fadlan Muzakki (PPI Tiongkok) terpilih pada SI Malaysia 2019.
  10. Koordinator PPI Dunia Kesepuluh: Choirul Anam (PPI Ceko) terpilih pada SI Virtual Tiongkok 2020.
  11. Koordinator PPI Dunia Kesebelas: Faruq Ibnul Haqi (PPI Australia) terpilih pada SI Hybrid Jakarta 2021.
  12. Koordinator PPI Dunia Keduabelas: Achyar Al-Rasyid (PPI Tiongkok) terpilih pada SI Jakarta 2022.

PPI Dunia Kawasan ASIA-Osenia adalah bagian dari PPI Dunia yang dibentuk untuk memudahkan koordinasi yang melibatkan 14 PPI Negara di PPI Dunia Kawasan Asia-Oseania. Hingga tahun 2020, Jumlah PPI Negara dibawah PPIDK ASIANIA berjumlah 15 Negara yaitu

  1. Australia – PPI Australia
  2. Bangladesh – PPI Bangladesh
  3. Brunei Darussalam – PPI Brunei Darussalam
  4. Filipina – PPI FIlipina
  5. India – PPI India
  6. Jepang – PPI Jepang
  7. Korea Selatan – PPI Korea Selatan (PERPIKA)
  8. Malaysia – PPI Malaysia
  9. Selandia Baru – PPI Selandia Baru
  10. Singapura – PPI Singapura
  11. Srilanka – PPI Srilanka
  12. Taiwan – PPI Taiwan
  13. Thailand – PPI Thailand (PERMITHA)
  14. Tiongkok – PPI Tiongkok
  15. Kazakhstan – PPI Kazakhstan

Melalui Kongres Kawasan yang telah dilaksankan secara langsung pada tanggal 22-26 Agustus 2022, telah terpilih Anita Kurnia Ilahi dari PPI Tiongkok sebagai Koordinator Kawasan PPI Dunia Kawasan Asia Oseania 2022/2023. Kemudian Fika Noor Muhammad dari PPI Brunei Darussalam sebagai Wakil Koordinator Kawasan PPI Dunia Kawasan Asia Oseania 2022/2023 melalui musyawarah besar PPIDK ASIANIA pada tanggal 26 Agustus 2022.

0
PPI Negara
0 +
ASIANIA CREW
0 K+
ASIANIA STUDENT
0
YEARS OF EXPERIENCE